//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hadaya-vatthu?  (Read 34849 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #75 on: 19 November 2009, 10:34:10 AM »
Dalam hal ini patut dimaklumi bila Tipitaka bukanlah samudra besar yg dikatakan oleh Ajahn Mun, karena hanya sekumpulan tulisan yg sifatnya terbatas. Sekarang kembali kepada kita bisakah kita menggunakan yg terbatas menjadi tidak terbatas? atau kendi yg kecil ini bisa menghasilkan air samudra yg luas?

Mungkin salah satunya kasus HadayaVatthu ini ...selamat menyelidiki

 _/\_

yang pasti sih seger banget kalo minum air dari kendi... he3.....

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #76 on: 19 November 2009, 10:51:32 AM »
[

Berarti sisa RUPA 27 itu juga ada di Komentar yah? hmmm...

[at] Bro Markos... dalam Kitab Dhammasangani (Kitab Pertama dari Abhidhamma Pitaka)...kalo kita tidak memahami tentang Nama & Rupa...maka kita akan sulit memahami isi kitab itu kan?

Menurut saya kalau dhammasangani kalau mau paham benar lebih penting matikanya (daftar isi): kategori satu apa saja, kategori dua apa saja. Kalau rupa 28 itu sudah produk commentary bukan klasifikasi original abhidhamma.

Sebenarnya dalam Suttapitaka, ketika mendefinisikan rūpakkhandha (kelompok materi), Sang BUddha sering mengatakan,  "Cattāri  ca  mahābhūtāni, catunnañca mahābhūtānaṃ upādāya rūpaṃ" - "Empat unsur utama dan materi yang muncul bergantung pada empat unsur utama. Di sini, materi ada dua, (1) empat unsur utama (Cattāri  ca  mahābhūtāni) yakni unsur tanah, air, api dan udara, (2) materi yang muncul bergantung pada empat unsur utama tersebut (catunnañca mahābhūtānaṃ upādāya rūpaṃ). Dalam Suttapitaka, Sang BUddha dan para siswanya tidak menjelaskan secara definit apa materi yang muncul bergantung pada empat unsur utama tersebut. Oleh karena itulah, Abhidhamma mencoba menerangkan materi2 ini.

Seperti halnya Suttapitaka, Abhidhamma juga menyebutkan cattāri mahābhūtāni sebagai unsur tanah, air, api dan udara. Dhammasangani hal. 134 (Versi Chaṭṭhasangayana), buku pertama dari Abhidhamma, telah memberikan daftar 23 materi yang bergantung pada empat unsur utama, sebagai berikut:

"Katamaṃ taṃ rūpaṃ upādā? Cakkhāyatanaṃ, sotāyatanaṃ, ghānāyatanaṃ, jivhāyatanaṃ, kāyāyatanaṃ, rūpāyatanaṃ, saddāyatanaṃ, gandhāyatanaṃ, rasāyatanaṃ, itthindriyaṃ, purisindriyaṃ, jīvitindriyaṃ, kāyaviññatti, vacīviññatti, ākāsadhātu, rūpassa lahutā, rūpassa mudutā, rūpassa kammaññatā, rūpassa upacayo, rūpassa santati, rūpassa jaratā, rūpassa aniccatā, kabaḷīkāro āhāro.

Jika dikalkulasi, keseluruhan rūpa dalam Dhammasangani tercatat 27 rūpa. Sekarang pertanyaan muncul, kenapa di teks ini hadayavatthu tidak disebutkan ke dalam catunnañca mahābhūtānaṃ upādāya rūpaṃ sehingga melengkapi keseluruhan rūpa menjadi 28? Mungkin anda mempunyai ide... please share to us!

Be happy.

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #77 on: 19 November 2009, 11:10:57 AM »
Istilah hadayavatthu memang tidak ditemukan dalam Tipitaka. Namun dalam kitab Paṭṭhana ada satu pernyataan yang menjunjukkan tentang keberadaan satu materi (rūpa) yang berfungsi sebagai kondisi penyokong (support condition - nissayapaccaya) yang menjadi landasan bagi unsur pikiran (manodhātu), unsur kesadaran pikiran (manoviññānadhātu) dan fenomena-fenomena yang bersangkutan - Yaṃ  rūpaṃ nissāya  manodhātu  ca  manoviññāṇadhātu  ca  vattanti, taṃ rūpaṃ manodhātuyā   ca   manoviññāṇadhātuyā  ca  taṃsampayuttakānañca  dhammānaṃ  nissayapaccayena paccayo.

Rūpa inilah yang belakangan diidenfikasikan sebagai hadayavatthu.

Referensi ini menarik...

Bisa saja saat itu tidak dimunculkan kata 'hadaya vathu' hanya masalah penggunaan bahasa pada jaman itu. Misal keterangan diatas yg panjang lebar, lalu untuk mempersingkat penjelasan disebut hadaya vathu.

Tetapi pertanyaanya benarkah hadayavathu sesuai definisi diatas? jika benar maka tidak diragukan lagi.

Yang saya ketahui dari meditator dan mereka sendiri telah melihat hadayavathu ini. Dan penjelasannya letaknya memang bukan di jantung, tetapi sesuatu disekitar jantung....
« Last Edit: 19 November 2009, 11:18:40 AM by bond »
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #78 on: 19 November 2009, 11:50:58 AM »
Sebenarnya dalam Suttapitaka, ketika mendefinisikan rūpakkhandha (kelompok materi), Sang BUddha sering mengatakan,  "Cattāri  ca  mahābhūtāni, catunnañca mahābhūtānaṃ upādāya rūpaṃ" - "Empat unsur utama dan materi yang muncul bergantung pada empat unsur utama. Di sini, materi ada dua, (1) empat unsur utama (Cattāri  ca  mahābhūtāni) yakni unsur tanah, air, api dan udara, (2) materi yang muncul bergantung pada empat unsur utama tersebut (catunnañca mahābhūtānaṃ upādāya rūpaṃ). Dalam Suttapitaka, Sang BUddha dan para siswanya tidak menjelaskan secara definit apa materi yang muncul bergantung pada empat unsur utama tersebut. Oleh karena itulah, Abhidhamma mencoba menerangkan materi2 ini.

Seperti halnya Suttapitaka, Abhidhamma juga menyebutkan cattāri mahābhūtāni sebagai unsur tanah, air, api dan udara. Dhammasangani hal. 134 (Versi Chaṭṭhasangayana), buku pertama dari Abhidhamma, telah memberikan daftar 23 materi yang bergantung pada empat unsur utama, sebagai berikut:

"Katamaṃ taṃ rūpaṃ upādā? Cakkhāyatanaṃ, sotāyatanaṃ, ghānāyatanaṃ, jivhāyatanaṃ, kāyāyatanaṃ, rūpāyatanaṃ, saddāyatanaṃ, gandhāyatanaṃ, rasāyatanaṃ, itthindriyaṃ, purisindriyaṃ, jīvitindriyaṃ, kāyaviññatti, vacīviññatti, ākāsadhātu, rūpassa lahutā, rūpassa mudutā, rūpassa kammaññatā, rūpassa upacayo, rūpassa santati, rūpassa jaratā, rūpassa aniccatā, kabaḷīkāro āhāro.

Jika dikalkulasi, keseluruhan rūpa dalam Dhammasangani tercatat 27 rūpa. Sekarang pertanyaan muncul, kenapa di teks ini hadayavatthu tidak disebutkan ke dalam catunnañca mahābhūtānaṃ upādāya rūpaṃ sehingga melengkapi keseluruhan rūpa menjadi 28? Mungkin anda mempunyai ide... please share to us!

Be happy.


kalo liat dari pembagian rupa ada 2 pembagian besar yaitu Nipphanna rupa 18 dan Anipphanna 10

Nipphanna rupa 18

- Pasada rupa 5
1. Cakkhu pasada : Cakkhāyatanaṃ,
2. Sota pasada : sotāyatanaṃ,
3. Ghana pasada : ghānāyatanaṃ,
4. Jivha pasada : jivhāyatanaṃ,
5. Kaya pasada : kāyāyatanaṃ,

- visaya rupa 4 (yang bisa jadi 7)
6. Ruparammana : rūpāyatanaṃ,
7. Saddarammana : saddāyatanaṃ,
8. Gandharammana : gandhāyatanaṃ,
9. Rasarammana : rasāyatanaṃ,

-Bhava Rupa 2
10. Itthibhava : itthindriyaṃ,
11. Purisabhava : purisindriyaṃ,

- Hadaya rupa 1 : hadaya vatthu

- Jivitarupa 1 : jīvitindriyaṃ,

- Ahara rupa 1 : kabaḷīkāro āhāro.

Anipphanna rupa 10 :
- Vinnati rupa 2 :
1. kāyaviññatti,
2. vacīviññatti,

- Pariccheda Rupa 1 : ākāsadhātu,

- Vikara Rupa 3 -5
1. rūpassa lahutā,
2. rūpassa mudutā,
3. rūpassa kammaññatā,
- kaya vinnati
- vaci vinnati

Lakkhana Rupa 4:
1. rūpassa upacayo,
2. rūpassa santati,
3. rūpassa jaratā,
4. rūpassa aniccatā

keliatannya yg bro jelaskan perubahan dari Pasada 5 menjadi ke ayatana 12 makanya cakkhupasada menjadi cakkhuyatanam

dan seharusnya setelah itu, ada dhatu 18

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #79 on: 19 November 2009, 12:18:29 PM »
[at] suhu.
maksud nya saya..........
apakah benar dalam sutta tersebut dimana buddha menyatakan tidak mungkin mencapai pencerahan "arahat" tanpa memiliki jhana.

sedangkan dalam Abhidhamma, dikatakan bahwa seseorang bisa saja mencapai arahat tanpa jhana.
bukankah ini kontradisksi...tapi karena bahasa inggris saya parah habis jadi mohon pencerahannya sekira nya ada yg bisa menjelaskan pada saya...

http://www.mahindarama.com/e-tipitaka/Majjhima-Nikaya/mn-64.htm
ini isi sutta nya..

kasian bener marcy nih... he3... coba bantu share dikit

kalo tadi aye baca sekilas sih, benernya di bagian paling bawah, Buddha udah nyebutin :

Quote
Venerable sir, when this is the path and the method for the destruction of the five lower bonds for the sensual world, why does a certain bhikkhu talk of a release of mind and a release through wisdom? Ananda, that is the difference in the maturity of the mental faculties.

jadi semuanya tergantung dari kedewasaan batin masing2 individu.... kalo batinnya udah cukup matang maka dia akan bisa melepaskan kemelekatan

semoga bs memperjelas yah, dan mohon koreksi dari rekan2 kalo saya ada salah terjemahan...

Ikut nimbrung ah.. Dalam Mahāmalunkyasutta Sang BUddha menyebutkan 8 Jalan untuk  menghancurkan 5 belenggu batin sehingga seseorng bisa mencapai kesucian Anagami. Cara tersebut diawali dengan pencapain jhana entah jhana pertama, kedua atau jhana2 di atas lainnya. Setelah seseorang mencapai jhana, sebagai contoh jhana pertama, ia harus melihat apapun fenomena yang bersangkutan dengan jhana pertama tersebut sebagai tidak kekal, penderitaan, penyakit, yang lain, kosong, tanpa diri, etc. Sebenarnya tahap ini adalah vipassanabhavana. Jadi dalam sutta ini, jalan yang harus ditempuh untuk mencapai anagami adalh pertama melalui jhana yang kemudian dilanjutkan dengan praktik Vipassana yaitu dengan melihat fenomena jhana tersebut sebagai tidak kekal, dst.

Pernyataan Sang Buddha ini memunculkan pertanyaan kepada Ānanda terutama berhubungan dengan cetovimutti (pembebasan pikiran) dan paññāvimutti (pembebasan melalui kebijaksanaan). Ia bertanya:

"Eso ce, bhante, maggo esā paṭipadā pañcannaṃ orambhāgiyānaṃ saṃyojanānaṃ pahānāya, atha kiñcarahi idhekacce bhikkhū cetovimuttino ekacce bhikkhū paññāvimuttino’’ti? "Bhante, jika ini adalah satu Jalan, satu Cara untuk melenyapkan 5 belenggu batin rendah, mengapa beberapa bhikkhu di sini dikatakan memperoleh pembebasan pikiran dan beberapa memperoleh pembebasan melalui kebijaksanaan?"

Perlu dicatat di sini bahwa cetovimutti adalh pembebasan pikiran yang menekankan jhana / samatha, sedangkan paññāvimutti adalah pembebasan yang menekankan vipassana. Perbedaan dua macam pembebasan ini menunjukkan ada beberapa orang yang mencapai kesucian tanpa melalui jhana. Ini juga mengapa dalam kitab Komentar ada beberapa arahants yang disebut sebagai Sukkhavipassakakhīṇāsava (mereka yang mencapai arahat murni melalui vipassana). Karena kedua macam pembebasan inilah, Ānanda mengangkat pertanyaan di atas. Alasannya, pernyataan Sang BUddha di Sutta di atas  menunjukkan bahwa seseorang harus mencapai Jhana terlebih dahulu dan dan kemudian dilanjutkan dengan praktik Vipassana  untuk mencapai Anagami, sedangkan ke dua macam pembebasan (ceto dan paññāvimutti) yang juga seringkali disebutkan Sang Buddha di lain kesempatan agak berbeda pengertianya. Dalam dua macam pembebasan, pembebasan bisa dicapai melalui penekanan pada praktik vipassana ([paññāvimutti) atau penekanan praktik jhana (cetovimutti).

Oleh karena itu, Sang BUddha menjawab, "Ettha kho panesāhaṃ ānanda, indriyavemattataṃ vadāmī’’ti _ "Di sini, O, Ānanda, saya katakan karena perbedaan indriya2 mereka".  Jawaban Sang Buddha menujukkan bahwa kemungkinan untuk mencapai kesucian  Anagami bukan hanya melalui penekanan jhana saja, namun juga melalui vipassana karena paññāvimutti adalah pembebasan melalui vipassana.

Untuk memperjelas ini, kita juga harus menyimak khotbah2 Sang Buddha lainnya. Salah satunya adalah Dvadāyananupassanasutta dari Suttanipāta. Di sana Sang Buddha telah mengutip beberapa cara untuk mencapai kesucian arahat tanpa membicarakan jhana.

Be happy.

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #80 on: 19 November 2009, 12:31:35 PM »
To Markosprawira:

Saya rasa perbedaan antara pasāda (sensitivity - kepekaan) dan  āyatana (base - landasan) bukan a big deal. Demikian pula dengan ārammaṇa (object - obyek) dan āyatana - landasan) bukan menjadi masalah. Abhidhammatthasangaha sendiri juga menyebutkan bahwa five sensitivive organs (pasāda) yakni mata, telinga, hidung, lidah dan badan jasmani dan hadayapasāda dikatakan sebagai vatthu (base). Bagi saya vatthu dan āyatana tidak berbeda. Keduanya bermakna landasan atau base. Yang masih menjadi pertanyaan adalah mengapa Dhammasangani tidak menyebutkan hadayavatthu, meskipun di kitab Paṭṭhana ada referensi yang menunjukkan keberadaan materi yang digunakan sebagai landasan pikiran.

Be happy.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #81 on: 19 November 2009, 12:35:06 PM »
[at] Bro Markos... dalam Kitab Dhammasangani (Kitab Pertama dari Abhidhamma Pitaka)...kalo kita tidak memahami tentang Nama & Rupa...maka kita akan sulit memahami isi kitab itu kan?

Menurut saya kalau dhammasangani kalau mau paham benar lebih penting matikanya (daftar isi): kategori satu apa saja, kategori dua apa saja. Kalau rupa 28 itu sudah produk commentary bukan klasifikasi original abhidhamma.

Kalo gitu...berarti Kitab Dhammasangani yg di tulis oleh Pak Pandit J.Kaharuddin (dlm bhs indonesia) yg ada tulisan ttg RUPA 28 itu juga merupakan produk commentary?
Sorry, saya blom pernah baca Kitab Dhammasangani yg bhs Pali.

Bukankah di matikanya itu di jabarkan secara detail? kalo tidak tahu detailnya (penjabarannya) gimana kita bisa memahaminya? Ini hanya asumsiku...;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #82 on: 19 November 2009, 12:40:26 PM »
[at] suhu.
maksud nya saya..........
apakah benar dalam sutta tersebut dimana buddha menyatakan tidak mungkin mencapai pencerahan "arahat" tanpa memiliki jhana.

sedangkan dalam Abhidhamma, dikatakan bahwa seseorang bisa saja mencapai arahat tanpa jhana. ---> Kita liat Kisah CULAPANTHAKA...Ketika ia berhasil mencapai kesucian Arahat, ia pun dapat menunjukkan kesaktiannya dengan mengubah tubuh dari satu menjadi banyak. Jhana itu di peroleh setelah mencapai Magga (dlm ber Vipassana). Jhananya di sebut Maggasiddhi Jhana yang berarti mendapat jhana dengan kekuatan Magga.
bukankah ini kontradisksi...tapi karena bahasa inggris saya parah habis jadi mohon pencerahannya sekira nya ada yg bisa menjelaskan pada saya...

http://www.mahindarama.com/e-tipitaka/Majjhima-Nikaya/mn-64.htm
ini isi sutta nya..

 [at] ci lily...
waduh thx banget akan kutipan biografi itu...grp mengalir dah....biar cantik n sehat selalu...^^ ---> Thanks.. :)

oke balik dah,
jadi secara tidak langsung AM[Ajahn Mun] mengatakan bahwa apa yang beliau rasakan dan alami sesungguh nya tidak pernah di tulis dalam Tipitaka

Quote
Ajahn Mun menyatakan bahwa Dhamma yang tertulis dalam Kanon Pali sama dengan sejumlah air dalam sebuah kendi kecil; dimana Dhamma yang tidak digambarkan dalam kitab suci setara dengan jumlah air yang terkandung dalam semua samudra besar.

Quote
Jadi tolong putuskan sendiri apakah Anda lebih suka mengambil Buddha, Dhamma dan Sangha sebagai perlindungan Anda dengan Tulus, atau apakah Anda ingin mengambil perlindungan dalam apa yang kebetulan Anda baca dan apa yang Anda bayangkan sebagai benar. Tapi mereka yang memilih untuk tidak memilah-milah apa yang mereka makan, seharusnya berhati-hati jika ada tulang yang tersangkut di tenggorokan mereka….
wah ini kata-kata yg sangat bagus. AM berpesan bahwa, jangan menjadikan Tipitaka sebagai acuan 100% dalam memahami buddha dhamma....
tetapi belajar secara langsung secara alamiah [mungkin bisa di sebut "sebagaimana adanya dalam mempelajari Buddha dhamma" ]....ini mirip sekali dengan Ajahn Chah ngomong.

beliau juga berpesan kalau tidak bisa di katakan Tipitaka semua salah....mungkin lebih tepat nya menjadi harus hati-hatilah dalam belajar, sebab kalau tidak bijaksana dalam memilih [ mengambil baik nya dan membuang buruk nya ] bisa-bisa tulang yg masuk,,,^^


sangat menarik, sebab pernah sy diskusi dengan seoran bhante dari Thai tapi bisa bahasa indo dikit-dikit....
waktu itu sy iseng tanya, apa yg terjadi ketika seorang buddha meninggal...
beliau bilang ada sesuatu yg keluar dan lepas, tidak bisa dijelaskan....
seperti cahaya yang tidak bisa di jelaskan bagaimana bentuk-nya, tetapi itu ada.

Anumodana atas GRP nya..._/\_

:lotus:
« Last Edit: 19 November 2009, 12:43:51 PM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #83 on: 19 November 2009, 12:57:09 PM »
Delete...
Seperti halnya Suttapitaka, Abhidhamma juga menyebutkan cattāri mahābhūtāni sebagai unsur tanah, air, api dan udara. Dhammasangani hal. 134 (Versi Chaṭṭhasangayana), buku pertama dari Abhidhamma, telah memberikan daftar 23 materi yang bergantung pada empat unsur utama, sebagai berikut:

"Katamaṃ taṃ rūpaṃ upādā? Cakkhāyatanaṃ, sotāyatanaṃ, ghānāyatanaṃ, jivhāyatanaṃ, kāyāyatanaṃ, rūpāyatanaṃ, saddāyatanaṃ, gandhāyatanaṃ, rasāyatanaṃ, itthindriyaṃ, purisindriyaṃ, jīvitindriyaṃ, kāyaviññatti, vacīviññatti, ākāsadhātu, rūpassa lahutā, rūpassa mudutā, rūpassa kammaññatā, rūpassa upacayo, rūpassa santati, rūpassa jaratā, rūpassa aniccatā, kabaḷīkāro āhāro.
delete...

Bro Peacemind... itu Dhammasangani  yang kelompok apa? Pengen buka Dhammasangani nich...maklum jarang buka Dhammasangani...;D

Anumodana.._/\_

:lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #84 on: 19 November 2009, 01:43:40 PM »
For Lily:

Saya memakai Chaṭṭhasaṇgayana sebagai referensi. Anda bisa buka di Dhammasangani bagian Rūpakaṇḍa, Rūpavibatti, Dukaniddesa. Kalau anda punya Chaṭṭhasangayana, bisa langsung buka hal. 134.

Be happy.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #85 on: 19 November 2009, 02:46:34 PM »
Bro Peacemind...

Saya ngga punya Chaṭṭhasangayana... itu bhs pali semua yah?

Saya hanya punya Dhammasangani terjemahan Pak Pandit J.Kaharuddin.
Saya ketemu "NAMARUPADUKA" di buku itu...sbb:

~ Pathamapada : Namanca Atthi : Semua keadaan yang menjadi Nama.
Ujud sebenarnya : Citta 89, cetasika 52, Nibbana

~ Dutiyapada : Rupanca Atthi :  Semua keadaan yang menjadi Rupa.
Ujud sebenarnya : Rupa 28

Anumodana..._/\_

Jadi pusing habis buka Dhammasangani...palakku kek ada asap yg keluar ...hehehe...

:lotus:
« Last Edit: 19 November 2009, 02:48:19 PM by Lily W »
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline char101

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 237
  • Reputasi: 13
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #86 on: 19 November 2009, 03:04:57 PM »
Kalo gitu...berarti Kitab Dhammasangani yg di tulis oleh Pak Pandit J.Kaharuddin (dlm bhs indonesia) yg ada tulisan ttg RUPA 28 itu juga merupakan produk commentary?

Kayanya iya deh ;D seperti ditulis di atas, di dhammasangani rupa cuma ada 27 lagipula itu juga tidak ditulis rupa 27 cuma dilist aja.

Quote
Sorry, saya blom pernah baca Kitab Dhammasangani yg bhs Pali.

Yang Inggris aja ;D dulu kan pernah saya post linknya, buat perbandingan ;D

Quote
Bukankah di matikanya itu di jabarkan secara detail? kalo tidak tahu detailnya (penjabarannya) gimana kita bisa memahaminya? Ini hanya asumsiku...;D

Menurut saya yang penting di dhammasangani bukan dhamma secara individual tapi dhamma ini masuk kelompok mana. Kalau dhamma secara terpisah mungkin lebih pas kalo baca vibhanga.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #87 on: 19 November 2009, 05:03:23 PM »
 [at] Bro Char101...

Oh gitu yah...Vibhanga ngga ada yg dlm  bhs Indonesia... saya punya yg bhs Inggris...sedangkan bhs inggris saya payah sekali...;D

Ok dech...anumodana atas sharingnya..._/\_

:lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #88 on: 19 November 2009, 06:08:35 PM »
Bro Peacemind...

Saya ngga punya Chaṭṭhasangayana... itu bhs pali semua yah?

Saya hanya punya Dhammasangani terjemahan Pak Pandit J.Kaharuddin.
Saya ketemu "NAMARUPADUKA" di buku itu...sbb:

~ Pathamapada : Namanca Atthi : Semua keadaan yang menjadi Nama.
Ujud sebenarnya : Citta 89, cetasika 52, Nibbana

~ Dutiyapada : Rupanca Atthi :  Semua keadaan yang menjadi Rupa.
Ujud sebenarnya : Rupa 28

Anumodana..._/\_

Jadi pusing habis buka Dhammasangani...palakku kek ada asap yg keluar ...hehehe...

:lotus:

Saya belum pernah membaca terjemahan Dhammasangani dari Pak Pandt J. Kaharudin. Jadi saya nggak tahu persis apakah buku tersebut benar2 merupakan terjemahan atau hanya interpretasi beliau. Soalnya, dalam Dhammasangani, rūpa terdiri dari 27 saja, sedangkan Pak Pandit mengatakan 28....

Chaṭṭhasangayana berbahasa Pali. Dhammasangani terdiri dari 5 bagian yakni Mātika, cittuppādakkaṇḍaṃ, rūpakaṇḍaṃ, nikkhepakaṇḍaṃ dan athakathākaṇḍaṃ. Analisis mengenai rūpa dibahas dalam rūpakaṇḍaṃ.

Be happy.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Hadaya-vatthu?
« Reply #89 on: 19 November 2009, 07:55:10 PM »
 [at] markos: download aja dulu bro, 24 meg di link yg dikasih ama bro chapin. itu Chaṭṭhasangayana

 [at] bond: om bond, kalau disekitar jantung itu mungkin itu tempat dimana dirasakan perubahan pada tubuh saja, seperti deg2xan atau dada menjadi panas kalau ada perubahan emosi dkk, disana terasa pertama kali maka itu dikatakan disana. ;D
There is no place like 127.0.0.1

 

anything